Wednesday, June 8, 2011

0

Teguran Dari Mimpi

Di suatu kelas sebuah sekolah SMP. Dio, salah satu siswa kelas 1 SMP di sekolah tersebut. Setiap pulang sekolah, seluruh siswa selalu meletakkan kembali bangku ke atas meja sebelum meninggalkan kelas. Berbesa dengan Dio. Dia tidak mau meletakan bangkunya kembali k etas meja. Bukan hanya itu, dia pun sering memperlakukan bangku seenaknya. Menendang, memukul, bahkan merusaknya.

Dio memang bukan siswa yang mudah dinasihati. Ketika seorang temannya berusaha menegurnya, dio malah membentak balik. Ternyata bukan bangku saja, tetapi semua benda mati dia perlakukan seenaknya.

Hari ini, dio lelah sekali. Dia terpaksa haris sekolah dengan kondisi mengantuk. Semalam adiknya terus menangis. Akibatnya dio tidak bias tidur hingga fajar lantaran kebisingan.

“Waktu yang tepat!” sentak dio ketika seorang guru piket mengumumkan bahwa guru study matematika tidak masuk. Tetapi mereka tetap mendapatkan tugas.s edangkan Doi langsung ambil posisi PW (posisi wuenak). Gak butuh waktu lama untuk melelapkan Dio ke dunia mimpi. Piyuww…

Usai olahraga, Dio masuk kels untuk ambil baju ganti dan air minum. Ketika duduk, tiba-tiba Dio terpental ke atap, mantul ke bangku lain, terpental lagi ke depan, dan begitu seterusnya hingga Dio terjatuh ke lantai dan semua bangku itu hidup dan bernjalan selayaknya manusia. Berjalan mendekati dan menghimpit Dio yang duduk tak berdaya di lantai sudut kelas. Perlahan-lahan Dio berusaha mundur menggesek lantai.

Dengan wajah ketakutan dan menangis serta suara gemetar bertanya kepada sekumpulan bangku itu,

“kenapa kalian? Apa salah saya?”.

“kamu telah memperlakukan kali seenaknya. Padahal, kamu tahu bahwa kami telah berjasa padamu dan manusia lainnya. Tanpa kami, dimana kakimu bias melepaskan lelah ketika letih menopang badanmu? Kamu tidak akan bias nyaman menulis di atas meja jika kami tidak ada. Tetapi, apa yang kamu perbuat pada kami? Ini pelajaran untukmu!”

Semua bangku berteriak dan memperlakukan Dio selayaknya Dio melakukan hal itu kepada mereka. Mereka telak mengeluarkan kekesalannya pada Dio. Dio terus terhimpit dan terlempar sekumpulan bangku kepadanya.

“ampun..!! ampun..!!

Ampun..!”

“Dio..! berisik!” teriak Reyka, teman sebangkunya sambil mengerjakan tugas dari guru matematikanya.

Dio terbangun kaget dengan wajah berkeringat dan ketakutan. Sambil tergesa-gesa, Dio langsung merapikan semua barang-barang miliknya dan langsung berlari pulang.

“hey..Dio! kau kenapa? Mau kemana?”

Dio tidak mengindahkan suara Reyka dan terus berlari pulang.

Wsok harinya, Dio bertingkah aneh. Dio terlihat lebih sopan dan sering tersenyum kepada teman disekitarnya. Reyka , suda datang lebih dulu, tecengang ketika melihat Dio tidak lagi mensentakkan kursi seperti biasanya ketika ingin duduk. Dio juga sudah tidak lagi menendang dan memukul kursi.

Reyka tersenyum dan merasa senang dengan perubahan itu.

Sambil tersenyum, Reyka bertanya, hey, what’s up, bro? tumben dirimu lebih bertingkah lembut dari biasanya apalagi dengan bangku-bangku malang ini? What’s happen with you, guy?”

“Gpp, aku sadar kalau semua benda mati disekeliling kita, sudah memudahkan kita dalam melakukan semua aktivitas. “

(dedelvhieza)

0 comments:

Post a Comment