Siapa sebenernya Dela Visa Caniago?
Dalam kesempatan ini saya akan mencoba menulis tentang dirinya.
Dia. Namanya Dela Visa Caniago. Anak terakhir dari lima bersaudara. Lahir di Jakarta. Besar di Bogor, dan saat ini sedang melanjutkan studinya di Universitas Islam “45” Bekasi. Cukup kah itu? Sepertinya tidak. Kalau begitu mari kita lanjutkan…
Bagaimana dengan filosofi namanya? Saya akan menceritakannya. Sekarang!!
DELA untuk DELApan belas, kerena dia lahir pada tanggal 18 pastinya. VISA untuk VebruarI dan hari SelasA (agak maksa ya? Tapi kreatif!) dan CANIAGO adalah nama marga dari keluarganya. jangan tanyakan apa hobinya, karena dia sendiri pun akan bingung menjawabnya. Menurutnya hobi adalah sesuatu yang benar-benar disukai. Jika mendengarkan musik atau netting seperti facebook dan twitter, itu bukan sebuah hobi. Mungkin sudah menjadi rutinitas atau kebutuhan. Tapi rupanya sekarang dia menjadi suka membaca, kalau dulu (menurut pengakuannya) hanya seperlunya saja. Dia menjadi suka membaca karena teman-temannya yg suka membaca juga.
Tentang pilihannya menuntut ilmu di Unisma, sepertinya itu takdir, keraena di daerah Bogor atau Jakarta sana pasti banyak Universitas yang lebih elite dari Unisma. Tapi mengapa Dela memeilih Unisma? Ah itu takdir..
Dela sebenarnya sudah mengkonsep pilihannya sendiri. Dia sudah memikirkan sejak SMP akan melanjutkan ke SMA mana, kemudian Universitas mana. Tapi manusia hanya bisa berencana bukan? Tepat! Rencana diatas hanya tinggal rencana. Dia harus masuk SMA IT di Bogor, yang menurutnya Sekolah islam Terpadu itu terlalu disiplin dalam berpakaian, sikap, dan perilakunya., “Islam banget” deh pokoknya. Tapi sekarang dia tidak menyesal, dia bahkan sangat bersyukur pernah menuntut ilmu disana. Rencana Tuhan teman. Selalu indah untuk umat-Nya..
Sama hal nya dengan Unisma, dia mencoba peruntungannya masuk Universitas ini dengan jalur Beasiswa Fullbright tetapi sangat mengharapkan agar bisa mendapatkannya. Awalnya dia tertarik masuk jurusan Ilmu Komunikasi karena ada hal-hal yang berbau “radio”. Namun dengan seiring berjalannya waktu, gadis keturunan Padang itu bercita-cita menjadi seorang PR (Public Relations). Di lain kesempatan dia menyatakan ingin menjadi seorang wartawan, karena sebuah testimony dari dosennya. Bahwa seseorang yang sukses adalah seseorang yang pernah menjadi wartawan, dan seorang tokoh yang belian contohkan adalah Ir. Soekarno yang dulu pernah menjadi seorang wartawan. Tapi teman, menjadi seorang wartawan adalah bukan satu-satunya jalan menjadi seorang yang sukses.
Bagaiman ketika seorang dosen yang lain berkata, “Ayo dong kalian berwirausaha,..” dengan berbagai alasannya? Mungkin semua orang akan tertarik, termasuk Dela. Begitu ada kesempatan dia langsung berujar, “Eh ayo dong kita berwirausaha, tapi apa ya?” Melihat seorang Dela yang seperti itu apa yang Anda fikirkan? Bukan. Dia bukannya plin-plan. Tapi dia obsesif pada sebuah kesuksesan. Memangnya siapa yang tidak ingin sukses? Apalagi saat usianya masih muda. Termauk Dela.
Mengapa saya menyebutnya obsesif? Karena dia ingin segera mewujudkannya. Dia ingin menjadi seseorang yang sukses di usianya yang masih dini. Kalau begitu kita doakan saja. Amiiin..
Obsesif itu bukan sesuatu yang buruk teman. Asalkan tahu dan jelas tujuannya serta jelas cara mendapatkannya, maka itu obsesif yang positif.. (Fauziah Cahyani) ^^
0 comments:
Post a Comment